Federasi Basket Dunia (FIBA) akhirnya memutuskan Indonesia bersama Jepang dan Filipina lolos ke final bidding calon pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2023. Keputusan yang dikeluarkan FIBA, Rabu (22/11), juga menetapkan Argentina dan Uruguay sebagai rival.
Jakarta, isports.id – Keputusan FIBA yang meloloskan Indonesia diambil usai dunia basket Indonesia melakukan aksi penumpasan match fixing atau pengaturan skor pertandingan yang melibatkan pemain basket nasional.
Organisasi basket tertinggi di dunia tersebut memang tidak menyebutkan secara rinci bahwa pengungkapan kasus match fixing yang dilakukan oleh Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) sebagai salah satu pertimbangan meloloskan Indonesia. Namun, bisa jadi FIBA melihat apa yang dilakukan oleh Indonesia dalam memberantas pengaturan skor akan membuat basket semakin profesional.
“Dalam sejarah perkembangan olahraga basket nasional, ini merupakan kali pertama Perbasi berhasil mengungkap adanya pengaturan skor dalam pertandingan yang melibatkan pemain serta ofisial.”
Kini Perbasi masih terus mengusut hingga tuntas dengan kemungkinan akan ada tersangka lainnya dalam kasus yang cukup sensasional ini.
Ketua umum Komite Olahraga Indonesia (KOI), Erick Thohir menyatakan keberanian Perbasi dalam membongkar match fixing akan berdampak positif bagi Indonesia.
“Saya rasa pengungkapan kasus match fixing justru berdampak positif bagi pencalonan Indonesia sebagai yuan rumah Piala Dunia 2023 bersama Jepang dan Filipina. Hal ini juga menunjukkan basket Indonesia semakin profesional dan transparan,” ujar Erick.
Sependapat dengan Ketua KOI, Ketua umum Perbasi, Danny Kosasih menjelaskan bahwa keberanian Perbasi untuk mengungkap kasus pengaturan skor bisa menambah nilai Indonesia di mata FIBA.
“Ini akan menambah nilai posituf Indonesia di mata FIBA bahwa kita ingin kompetisi basket di Indonesia bersih dari hal seperti itu,” kata Danny.
Danny menambahkan, setelah lolos ke final bidding tuan rumah Piala Dunia 2023. Kini, peluang Indonesia bersama Jepang dan Filipina lebih terbuka lebar.
“Peluang kita bersama Jepang dan Filipina untuk menjadi tuan rumah sangat terbuka. Saat ini yang kita harus persiapkan adalah membentuk timnas yang layak bersaing dengan peserta lain,” lanjut Danny.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot. S Dewabroto bersyukur Indonesia bisa lolos ke babak final pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2023.
“Saya ucapkan syukur Alhamdulillah, semoga keinginan kita untuk menjadi tuan rumah ajang dunia akan terwujud,” ungkap Gatot.
Gatot juga yakin adanya kasus match fixing di kompetisi basket nasional yang berhasil dihukum dan diungkap pelakunya oleh Perbasi tidak akan mendapat pengaruh buruk dari FIBA.
“Saya kira tak ada dampak negatif, justru ini menjadi nilai lebih karena Perbasi mengambil tindakan yang berani,” tambahnya.
Keputusan FIBA yang hanya menyisakan dua kandidat calon tuan rumah Piala Dunia 2023 memastikan pagelaran turnamen basket tertinggi di dunia tersebut akan digelar lebih dari satu negara. Sebelumnya juga ada Turki dan Rusia yang juga mencalonkan diri.
Awal Desember nanti, tepatnya 9 Desember 2017 di Jenewa, Swiss, seluruh anggota FIBA akan mendengarkan presentasi dari para calon tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023. Dengan urutan presentasi yang di mulai dari Indonesia, Jepang, Filipina, dan Argentina serta Uruguay.
Setelah presentasi, tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023 akan diumumkan pada hari yang sama. Usai mendapat suara dari Central Board, demi menjaga independensi dan transparansi. Setiap anggota pemilih dari negara kandidat tidak dapat memberikan pilihannya.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.