London, Isports.id – Pada musim 2021 lalu, F1 menguji coba format baru yang mereka namai dengan Sprint Qualifying. Sprint Qualifying sendiri merupakan balapn singkat selama 30 menit dihari Sabtu sore untuk menentukan posisi start dibalapan utama dihari Minggu. Namun sebuah rumor menyebutkan bahwa format Sprint Qualifying ini terancam tidak bisa digelar lagi dimusim 2022 ini.
Musim lalu format Sprint Qualifying berlangsung di 3 seri yaitu GP Inggris di Sirkuit Silverstone, GP Italia di Sirkuit Monza, dan GP Sao Paolo di Sirkuit Interlagos. Namun untuk musim 2022 ini format ‘Sprint Qualifying” terancam tidak bisa digelar lagi. Diduga hal terjadi karena masalah budget diantara tim, terutama di tim-tim kecil.
Format “Sprint Qualifying” yang membuat balapan intens membuat resiko terjadi kerusakan pada mobil menjadi lebih besar. Terlebih dengan adanya aturan “Budget Cap” alias pembatasan pengeluaran biaya membuat setiap tim berpikir 2 kali dalam mengatur keuangan tim untuk biaya perbaikan mobil. Terlebih untuk tim-tim kecil yang memiliki sumber daya dan pemasukan yang tergolong tidak besar.
CEO Mclaren, Zac Brown menyebut bahwa pembatas pengeluaran biaya tidak terlalu berpengaruh terutama untuk tim besar. Seperti yang diberitakan BBC, Zac Brown menyebutkan bahwa beberapa tim besar justru mencari keuntungan dan mengakali “Budget Cap” yang akan diterapkan ditahun 2022. Ia menyebutkan bahwa beberapa tim justru meminta agar otoritas F1 untuk menaikan batasan anggaran untuk “Budget Cap”
Untuk musim 2022 ini, setiap tim hanya dibatas biaya pengeluarannya mencapau 140 juta Dollar Amerika. Pria Amerika Serikat tersebut menyebutkan bahwa beberapa tim meminta untuk pihak F1 menaikan batas “Budget Cap” sebesar 5 juta Dollar Amerika. Sejauh ini pihak penyelenggaran F1 belum memutuskan apakah “Sprint Qualifying” akan dihilangkan dimusim 2022 ini.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.
