Last updated on 28 Januari, 2022
Isports.id – Hukuman seumur hidup terancam dijatuhkan pada 45 pemain Timnas Laos. Mereka dilarang bermain lagi usai dugaan Match Fixing atau biasa disebut ‘pengaturan pertandingan’.
Match Fixing ini biasa terjadi di dunia sepak bola karena adanya suap, atau tekanan dari bandar judi. Untuk itu kompetitor sengaja membuat permainan buruk agar sesuai dengan hasil yang diinginkan bandar.
Kasus tersebut bukannya terjadi pada official yang disuap. Akan tetapi, kali ini para pemain lapangan juga turut kena imbasnya.
dilansir dari okezone.com, rekayasa permainan tersebut terjadi pada laga melawan Timnas Malaysia (9/12/2022). Di mana dalam kedua Grup B Piala AFF 2020 tersebut Malaysia menang telak 4-0 atas Laos.
Baca juga : Manchester United 1-0 Aston Villa : Sundulan Penyelamat
“Jelas sekali ada rekayasa skor di pertandingan di mana Laos menjualnya pada Malaysia. Kalian harus segera menyelidikinya. Ini terjadi di Singapura.” tutur salah satu akun twitter dengan nama Oriental Gambler. Akun tersebut merupakan agen poker yang menuding bahwa pertandingan yang dimaksud telah direkayasa.
Baca juga : Terdampak Covid-19, Senegal Lewati Piala Afrika Tanpa Kiper Andalan
Selain itu, pemain Laos yang berbeda juga dituding melakukan Match Fixing pada laganya melawan tim Merah Putih. Di mana mereka kalah 5-1. Mereka diduga sengaja membiarkan lawannya menang dengan sebab Match Fixing. Namun, semua itu masih dugaan, mengingat belum ada pernyataan apa pun dari pihak AFF saat ini.
Tidak hanya pada kejuaraan AFF 2020 saja, para pemain Timnas Laos disinyalir kerap melakukan pelanggaran hukum tersebut bertahun-tahun. Hal ini sangat disayangkan, terutama pada Federasi Sepakbola Laos (LFF) yang semakin kesulitan mencari pemain berkualitas. Di samping skill dan fisik yang mumpuni, pemain juga diharapkan tidak goyah dengan tawaran semacam itu.
Wakil presiden Laos, Khampheng Vongkhanty turut prihatin atas kasus tersebut. Menurutnya, kesalahan yang dilakukan pemain memberi dampak yang besar bagi nama baik Negara. Khususnya bagi persepakbolaan di Laos, ini sangat merusak citra.
Kasus-kasus serupa sebenarnya masih banyak terjadi di Asia. Para ‘mafia’ yang bermain di belakang diam-diam mengatur perjudian tersebut sesuai keinginan mereka. Namun, tentunya kita berharap bahwa kasus perjudian dalam olahraga tidak terjadi pada kejuaraan sekelas AFF untuk ke depannya.
sumber : okezone
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.