Connect with us

Hi, what are you looking for?

Sepak Bola Dunia

Maju-Mundur Karir Ricardo Quaresma

Ricardo Quaresma

Last updated on 30 Agustus, 2023

iSport.id Ada pepatah mengatakan Hidup ini bukan tentang apakah kita mempunyai bakat atau tidak. Tapi hidup ini bercerita tentang apakah kita memanfaatkan bakat kita atau tidak. Ada bakat atau tidak tapi dia merupakan nama yang timbul tenggelam dengan bakatnya, Ricardo Quaresma.

Lahir dengan kemampuan sepak bola yang luar biasa, Quaresma seakan menjadi bakat yang didiamkan oleh sepak bola Portugal kala itu.

Ricky (sapaan akrabnya) memang termasuk pemain yang individualis. Namun hal itu bukan berarti ia tidak dijadikan idola oleh publik.

Ricardo Quaresma berseragam Sporting Lisbon

Quaresma merupakan bakat asli Sporting lisbon

Bakat Quaresma dalam mengolah sepak bola seakan terlihat begitu alamiah. Setiap gerakannya sungguh tidak terduga, dan kadang diselingi dengan beberapa trik-trik yang kadang membuat kita yang menonton hanya melongo.

Jika dibandingkan dengan rekan senegaranya, Cristiano Ronaldo, Quaresma seakan memiliki kemampuan yang keluar dari pakem. Beda dengan CR7 yang terlihat lebih sistematis layaknya sebuah mesin.

Karir pria 35 tahun ini berawal di akademi Sporting Lisbon selama 4 tahun. Tidak perlu waktu lama bagi Ricky untuk dipanggil ke skuad utama kala itu.

Karirnya seakan terlihat gemilang kala ia mampu membawa Portugal menjuarai UEFA U-17 di tahun 2000. Sepertinya hanya cuma masalah waktu sampai ia akan menjadi idola baru Portugal karena tarian indahnya.

Quaresma Bermain di Barcelona

Quaresma berseragam Barcelona

Quaresma meredup di Barcelona

Jalan bagi Quaresma seperti terbuka lebar, salah satu Raksasa Spanyol, Barcelona meminangnya. Publik Catalan juga seolah sudah tidak sabar melihat aksi bocah ajaib Portugal tersebut di Camp Nou.

Tapi apa yang diharapkan kadang tidak sesuai dengan kenyataan. Alih-alih unjuk gigi, Ricky harus tunduk oleh pesona aksi Ronaldinho. Bocah ajaib dari PSG ini mampu menggusur Quaresma dari peta skuad Catalan kala itu. Terlebih lagi ketidakcocokan dengan pelatih, Frank Rijkaard, membuat Quaresma seolah tenggelam di Barcelona.

Quaresma mundur dari takdirnya, ia pulang kampung ke Porto untuk menemukan kembali jati dirinya.

Hal ini sama sekali tidak salah, Ricky menjadi salah satu figur penting The Dragons (julukan Porto).

Torehan tiga Juara liga, dua Piala Super Portugal dan satu Juara Portugal dan Intercontinental (Piala dunia antarklub) sudah dienyamnya. Torehan itu bertambah manis kala Quaresma terpilih menjadi pemain terbaik Liga Portugal pada musim 2005/06 dengan catatan 156 kali main, bukan catatan yang main-main.

Quaresma Terima Tawaran Bermain di Inter Milan

Quaresma berseragam Inter Milan

Quaresma depresi ketika bermain di Inter Milan

Seakan tidak kapok, Quaresma menerima tawaran Jose Mourinho yang sedang membangun dinasti di Inter Milan. Resmilah pada musim panas 2008 ia menjadi bagian skuad Nerazurri.

Namun, sepertinya ia ditakdirkan bukan menjadi bagian hal kebesaran Inter Milan, Quaresma kembali meredup. Jose Mourinho malah membuat sistem permainan yang seakan membuat Quaresma mati gaya.

“Penyesalan terbesar saya adalah bergabung dengan Inter Milan” – Ricardo Quaresma.

Pemain  sayap lincah ini juga menambahkan bagaimana Inter Milan merenggut kebahagaiaan dan kepercayaan dirinya. “Pada suatu titik aku bahkan tidak dipanggil lagi. Aku merasa dipinggiran skuad, dan bangun menangis ketika harus menjalani sesi latihan,” ujar Quaresma mengenang masa-masa di Inter Milan.

Puncaknya adalah ketika Quaresma harus menerima gelar memalukan, Golden Bin atau kerap disebut Bidone d’Oro (pemain paling buruk) Seri A. Sementara di tempat lain Cristian Ronaldo mendapatkan gelar Ballon d’Or ditahun yang sama.

Ricky merasa seperti dikucilkan bakan ia merasa sudah mencapai akhir dari karirnya. Musim-musim berikutnya terus berlalu, bahkan ketika Inter Milan memenangi Trebel Winners ia tidak ikut dalam euforia tersebut.

Quaresma seakan terlahir kembali ketika Porto membawanya pulang

Namun, takdir seakan menemukan jalannya pulang kembali. Sempat singgah ke Besiktas, Quaresma berman kembali di Fc Porto. Ricky semringah, ia menjadi kembali bersemangat dalam bermain sepakbola kembali. “Saya benar benar merasa bangga berada kembali dirumah yang banyak cerita tentang kerinduan.”

Quaresma dijuluki sebagai King Of Trivela

Percayalah, saya sudah seringkali melihat gol trivela dari ricky. Pertama saya melihat golnya adalah di tahun 2005 saat ia masih membela Porto.

Sudah sering saya melihat ia melakukan gol dengan trivela, namun satu hal, saya tidak pernah berkedip ketika ia melakukannya.

Saking seringnya ia melakukan ini, nama tengah Quaresma kadang diselipkan “King Of Trivela” oleh para fans-nya.

Bagi yang belum mengetahui apakah itu trivela, akan saya jelaskan sedikit mengenai trik ini.

Salah satu trivela Quaresma saat di Porto

Trivela merupakan keterampilan dimana pemain akan menembak bola dengan menggunakan kaki bagian luar.

Penggunaan trik ini dilakukan agar pemain tidak perlu menembak dengan kaki lemah pemain. Efeknya? Luar biasa, bola akan melengkung menghujam sasaran.

Biasanya trivela dilakukan ketika pemain berada di sisi kaki terlemahnya harus menembak, tapi ditembak dengan kaki yang tidak seharusnya. Keluar pakem? Sungguh Quaresma sekali bukan.

Trik sihir ini mencapai puncaknya dan membuat Quaresma ditasbihkan sebagai Raja Trivela. Gelaran Piala Dunia 2018 kala Portugal berhadapan dengan Iran di Stadion Mordovia (Rusia).

Berawal dari aksi satu atau dua dengan Adrien Silva di sisi kanan pertahanan Iran, Ricky menusuk ke dalam lalu sekejap kemudian melepaskan tendangan trivela yang begitu Indah.

Gol Indah ini sekaligus menjadikan Quaresma pemain tertua Portugal yang mencetak gol di Piala Dunia 2018 pada usia 34 tahun dan 272 hari.

Trivela Quaresma di Piala Dunia 2018

Trivela Quaresma di Piala Dunia 2018

Gol Indah ini seakan membelalakan mata dunia bahwa walaupun ia dianggap sudah habis, tapi inilah warisan darinya. Trivela melengkung indah, keluar dari pakem, dibumbui bakat khas Latin, Tipikal Ricardo Quaresma.

 

Sumber : berbagai sumber

Foto : berbagai sumber

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baca Juga