United Fighters (UF) menjadi ajang atau wadah para fighters untuk menyiapkan mental bertarung. Ada 20 petarung yang ikut bertanding dalam pilot project untuk menyaring fighter terbaik.
Jakarta, isports.id – Para fighters telah masuk ke dunia baru, karena ajang United Fighters (UF) lebih kuat di dalam teknik drawn dan teknik stand up. Wadah United Fighters ini untuk menjadi tempat instropeksi diri fighters.
Menurut Yoko Arthie Budiman, CEO United Fighters menyampaikan “Kita berksempatan bisa bikin acara United Fighters seperti ini. Mereka (para fighter baru) belum punya equality antara teknik stand up dan teknik drawn. Jadi cara bermain mereka masih timpang.”
“Ada kemungkinan pada saat dia fight, dia panik. Bahkan 50 persen energinya hilang, sekaligus skill bisa hilang. Nah wadah ini salah satunya ajang untuk instropeksi diri bahwa untuk mengetahui kekurangan masing-masing, paling tidak mental bertarungnya. Jadi mereka bisa memperbaikinya, sebelum masuk ke jenjang lebih jauh lagi yaitu, One Pride MMA,” tutur Yoko.
Ketika ditanya, ada berapa tingkat di UF, Yoko menyampaikan UF ini dua tingkatan. “Pertama kita buat rookie, dimana rookie itu bisa anggap sebagai pemula, nanti ada lagi yang road to MMA, itu lebih ke pro.”
“Kedua, rookie nanti kita akan masuk ke one pride dari road to one pride. Kalau nanti dia kepilih oleh one pride dia akan main di one pride MMA. Tapi sebenarnya tidak gampang untuk masuk MMA,” tegas Yoko kepada Isports.id.
United Fighter dibuka melalui pertandingan di kelas Featherweight mempertarungkan 4 fighter, Benedicto (dari BangRajan Muay Thai) melawan Dedi Kurniawan (dari BP3 MMA Fighting Club Riau). Pertandingan dikelas yang sama juga mempertandingkan Dodi Mardian (Indogym) melawan Nelson Sianturi (MMA Tiger Club Palawan).
Di saat mereka fight, secara directly mereka akan mengandalkan teknik-teknik pribadinya. Namun saat bertarung, musuhnya bukan cuman lawannya tapi dirinya sendiri.
Dikelas Welterweight mempertarungkan Ahmad Lutfhi (Kayin Academy Jujitsu Camp) melawan Putu Sudarta (KMMC Teratai). Sedangkan di kelas Batamweight mempertemukan Tata Gustriana (BO.S.S Indonesia) melawan Stanislus Alf Wage (BP3 MMA Fighting Club Riau). Dikelas yang sama juga mempertandingkan Egi Rozten (Indogym) melawan Andi Purnoto (Glam Fight Team).
Dua kelas lain Flyweight dan Strawweight, memainkan 5 pertandingan. Pertandingan di Flyweight, mempertandingkan Molana Litmannen (Pitbull Academy) melawan Yusuf (Kayin Academy Jujitsu Camp). Kemudian Oka Hermanto (Warrior Bekasi) melawan Brilly Prima (HAN Academy) dan Zakharia Tunas (Warrior Bekasi) melawan Palas Palansyah (Kayin Academy Jujitsu Camp).
Sedangkan di kelas strawweight Guntur (Black Ant) melawan Refian Fajarsyah (HAn Academy). Kemudian Nasib Sumarno (SIAM Medan) melawan D.Raja Godang (KMMC Teratai).
Sementara, Sigit Sumarsono, selaku Penanggung Jawab Siam Productions memperjelas kelas rookie pada United Fighters. Dirinya memperjelas kelas rookie bagi yang pemula. Kemudian untuk yang pro itu namanya Pride MMA.
Untuk membedakan antara rookie atau pro, akan terlihat saat pertandingan nanti, dan disitulah kita baru bisa menilai.
“Jadi yang main di One Pride kan banyak. Maka dari One Pride sendiri tidak tahu orangnya siapa. Saat kita undang mereka main dulu di sini, nanti orang One Pride yang menilai apakah mereka layak untuk main di level yang One Pride MMA.”
Fungsi UF nanti hanya memfasilitasi saja sekaligus memberikan wadah. Jadi orang dari mana aja boleh ikut, namun tugas kita yang seleksi. Mungkin tidak semua fighter tertampung. Namun hal itu masih bisa dikendalikan, karena acara ini bakal akan berlangsung rutin. Saat ini, Road to MMA ada 20 atlet.
Terkait peserta yang lolos, tidak ada wewenang untuk membicarakan hal itu, karena itu pihak One Pride yang akan memilih. “Jadi bukan yang menang dapat kesempatan, yang main bagus dapat kesempatan. kalau dia kalah tapi main bagus dia mungkin dapat kesempatan,” tegas Sigit. (liputan : Zulfikar)
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.