iSports.id – Dalam beberapa hari terakhir, baik Jon Jones maupun Dana White kerap menyebut nama Francis Ngannou. Diawali dengan Jones yang mengatakan bahwa Ngannou takut untuk melawannya hingga White yang menolak anggapan bahwa sang petarung masih bisa kembali ke UFC. Namun, nampaknya hal tersebut tidak berarti apapun bagi Ngannou. Ia sama sekali tidak memedulikan apapun yang dikatakan oleh dua tokoh besar di UFC tersebut.
Pada pekan UFC 285, White dengan tegas mengatakan bahwa Ngannou tidak akan berada di oktagon UFC lagi. Hal ini setelah ia menolak tawaran kontrak dari UFC dan berujung dengan kepergiannya dari organisasi tersebut. Namun, bagi Ngannou kata-kata itu tidak ada artinya.
“Saya tidak peduli apa yang Dana White katakan,” ujarnya kepada ESPN. “Itu adalah keputusan saya untuk pergi, bukan keputusannya. Jadi ia harus berdamai dengan itu setelahnya. Saya sudah berdamain dengan itu dan saya harap ia bisa melakukan hal yang sama.”
Baca juga: Jon Jones Tidak Ingin Jadi Pound-For-Pound Terbaik
Imbas dari kepergian Ngannou adalah gelar yang ia pegang kemudian otomatis menjadi tanpa pemilik. Gelar itu sendiri kini dipegang oleh Jones setelah mengalahkan Ciryl Gane pada UFC 285. Dan, setelah kemenangan atas Gane, Jones mengatakan bahwa Ngannou adalah seorang penakut dan yakin bahwa Ngannou sengaja menghindarinya di oktagon. Lagi-lagi, petarung asal Kamerun tersebut tidak peduli apa yang dikatakan rekan seprofesinya tersebut.
“Kita semua tahu tentang Jon Jones dan dramanya,” lanjutnya. “Menurut saya dia hanya bersikap dramatis. Saya tidak menganggap itu hal yang serius. Tidak ada pertarungan di dunia yang saya akan pergi darinya. Saya akan datang kesana dan apapun yang terjadi, maka terjadilah. Dan Jon Jones bukanlah orang seperti itu. Dia mungkin yang terbaik tapi dia bukanlah petarung yang membuat saya takut. Saya bisa melawannya dua kali sebulan.”
Ngannou vs Wilder Segera Jadi Kenyataan?
Selepas kepergiannya dari UFC, Ngannou memang belum menunjukkan intensi jelas soal karirnya. Satu hal yang pasti adalah tinju akan menjadi preferensi utama sang petarung. Meskipun sudah berbicara dengan banyak nama besar di tinju, sosk Deontay Wilder nampaknya akan menjadi sosok pertama yang ia hadapi.
Baca juga: Israel Adesanya Tetap Berpihak Pada Ngannou
Wilder sendiri sempat menyatakan adanya kemungkinan dua pertarungan melawan Ngannou–satu laga tinju dan satu laga MMA. Pelatih dari Ngannou, Eric Nicksick, juga menambahkan bahwa sang petarung melihat Wilder sebagai lawan yang menarik. Dan, Ngannou pun akhirnya sedikit buka suara soal kemungkinan itu.
“Sosok yang paling sering kami ajak bicara adalah tim dari Deontay Wilder,” ungkapnya. “Kami beberapa kali bertukar pesan, dan ada kesepakatan verbal bahwa kami ingin menghadapi satu sama lain. Akan ada dua pertarungan dan salah satunya mungkin diadakan di Afrika, atau mungkin keduanya. Tahun depan adalah peringatan 50 tahuun ‘The Rumble in the Jungle’ dan menurut saya itu adalah kesempatan bagus untuk mengadakan sesuatu yang besar di Afrika.”
Sumber: Berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.
