Connect with us

Hi, what are you looking for?

Sepak Bola

Sejarah Premier League: Dari Inovasi Pendapatan Hak Siar hingga Struktur Kompetisi

Sejarah Premier League
Sejarah Premier League

Last updated on 5 September, 2023

iSports.id – Akhir tahun 1980-an menjadi titik rendah bagi sepakbola Inggris. Kondisi stadion-stadion yang memprihatinkan, hooliganisme merajalela, dan klub-klub Inggris dilarang bertanding di kompetisi Eropa selama lima tahun setelah Tragedi Stadion Heysel.

Tragedi Heysel terjadi pada 29 Mei 1985 di Belgia, sebelum Final Piala Eropa Liverpool melawan Juventus, yang memakan 39 korban jiwa dan 600 orang terluka.

Tragedi Heysel ini menjadi perhatian serius bagi UEFA dan FA. Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher turut mendesak FA untuk melarang tim-tim Inggris berlaga di Eropa.

Efek ini berlanjut. UEFA kemudian secara resmi memutuskan melakukan pengucilan kepada klub-klub Inggris dari peta pesepakbolaan dunia selama lima tahun.

Liverpool sendiri mendapat tiga tahun hukuman tambahan. Sanksi yang begitu berat ini menjadi pertanda bahwa kekerasan dalam sepak bola tidak ditolerir sama sekali.

Tragedi Stadion Heysel

Tragedi Stadion Heysel

Seiring bergantinya waktu menuju era 1990-an, sepak bola Inggris mulai bangkit. Hal itu dimulai dengan keberhasilan Timnas Inggris berhasil mencapai babak semifinal Piala Dunia FIFA 1990.

Pada tahun 1990 UEFA resmi mencabut hukuman mereka. Hasilnya? Pada tahun 1991 Manchester United berhasil menjuarai Piala Winners.

Rentetan kejadian tersebut berlanjut dengan tercetusnya sebuah proposal baru yang mengubah sejarah Liga Inggris.

Klub teratas menandatangani perjanjian Founder Members Agreement yang menetapkan prinsip-prinsip dasar untuk pembentukan Premier League pada 17 Juli 1991.

Lalu, klub-klub First Division mengundurkan diri dari Football League secara massal dan mendirikan Premier League pada tanggal 20 Februari 1992.

Premier League dibentuk sebagai perusahaan terbatas yang beroperasi dari kantor yang terletak di bekas markas besar Football Association (Asosiasi Sepak Bola Inggris) di Lancaster Gate.

Format kompetisi yang diikuti oleh 22 klub teratas tersebut berganti nama menjadi FA Premier League.

Evolusi logo Premier League

Evolusi logo Premier League

Inilah awal dari perubahan dalam sejarah 104 tahun Football League yang telah ada sejak tahun 1888, di mana strukturnya terdiri dari empat divisi. Sekarang, strukturnya telah berubah, dengan Premier League beroperasi sebagai satu divisi dan Football League beroperasi sebagai tiga divisi

Jumlah klub peserta Premier League dikurangi menjadi 20 mulai musim 1995/1996.

Sebenarnya tidak ada perubahan dalam format kompetisi. Jumlah tim yang berkompetisi di setiap level pun sama. Pun demikian dengan syarat promosi dan degradasi antar divisi.

Hal yang paling mendasar yang berbeda dalam format baru ini adalah aturan tentang pendapatan dari hak siar. Premier League membuat semua klub tidak perlu lagi membagi keuntungan hak siar kepada klub-klub dari divisi yang lebih rendah (EFL).

Pendapatan dari sponsor yang berasal dari kontrak televisi internasional akan dibagi rata untuk seluruh klub yang menjadi partisipan Premier League.

pendapatan klub Premier League 2021/2022

Pendapatan klub Premier League 2021/2022 (sumber: Premier League)

Dalam rinciannya, azas 50-25-25 menjadi landasan awal pembagian keuntungan.

50 persen dari pendapatan hak siar akan dibagi rata di antara 20 klub yang berpartisipasi.

Kemudian, 25 persen akan dibagikan berdasarkan seberapa tinggi atau rendahnya posisi klub di papan klasemen.

Sisa 25 persen terakhir akan dibagikan urut berdasarkan jumlah pertandingan klub terkait yang disiarkan televisi.

Hal inilah yang mungkin menjadi salah satu motivasi utama setiap klub Inggris ingin selalu tampil baik dan maksimal. Terutama untuk bisa meraih posisi klasemen setinggi-tingginya.

Pro kontra pun sempat tejadi perihal hal ini. Kesenjangan kualitas antara klub papan atas dengan bawah begitu besar menjadi argumentasinya.

Tentu saja, kondisi ini memiliki dampak signifikan pada perbedaan besar dalam pendapatan yang diterima oleh tim-tim papan atas dibandingkan dengan tim-tim yang lebih rendah di klasemen. Lebih lanjut tentu ini akan semakin memperlebar ketimpangan kualitas tim.

Sebagai contoh kita ambil dari musim 2021/2022, Juara Premier League, Manchester City, mendapat pemasukan hingga 153 juta pound. Sementara tim juru kunci Norwich City hanya mendapatkan sekitar 100,5 juta pound.

Trofi Premier League

Trofi Premier League

Meskipun ada pendapat yang berbeda, hal ini tidak menghentikan klub-klub yang berpartisipasi dalam Premier League untuk tetap bersaing di turnamen sepak bola teratas di Inggris.

Kini, ratusan bahkan jutaan pasang mata tercatat menjadi penonton setia Premier League. Ini menjadikannya liga yang memiliki pendapatan rata-rata terbesar di antara liga top Eropa lainnya.

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baca Juga

Berita Olahraga

iSports.id — Chelsea memastikan kemenangannya melalui gol Nicolas Jackson, Cole Palmer, dan Mykhailo Mudryk. Dengan kemenangan ini, mereka telah menjegal langkah Newcastle United untuk...

Berita Olahraga

iSports.id — Manchester City gagal mengamankan 3 poin di pekan laga ke-28 di kandang Liverpool, Minggu 11 Maret 2024 pukul 22.00 WIB. Pada pertandingan...

Berita Olahraga

iSports.id — Arsenal naik ke puncak Liga Premier dengan cara yang dramatis. Permainan sengit antara musuh yang cukup tangguh, Brentford mampu mereka atasi dengan...

Sepak Bola

iSports.id — Everton mendapat kebobolan dua penalti pada babak pertama di Old Trafford ketika Manchester United Sabtu malam. The Red Devils bangkit kembali ke...