Connect with us

Hi, what are you looking for?

Liga Spanyol

Asa Getafe di Tangan Jose Bordalas: Perjalanan Ajaib Menuju Kekuatan La Liga

Last updated on 30 Agustus, 2023

iSports.id – Di La Liga, kita sudah terbiasa dengan dua kuda pacu utama, Real Madrid dan Barcelona, kadang-kadang diselingi oleh Atletico Madrid sebagai penengah. Namun, musim ini membawa kejutan baru, yaitu Getafe.

La Liga musim 2018/19 sejatinya tidak seseru musim sebelumnya, penampilan tim-tim besar seolah terasa biasa saja.

Dalam hal ini dapat saya katakan bukanlah Barcelona yang terlalu superior, akan tetapi kontestan lain yang tampil dibawah standar mereka seperti musim sebelumnya.

Real Madrid seperti roller coaster musim ini, penampilan mereka naik turun, ujungnya mereka terdepak dari Liga Champions setelah dikalahkan Ajax.

Atletico Madrid, tidak spesial, mereka yang tadinya dibilang bisa bersaing dengan Barcelona sebagai juara La Liga. Namun, pada akhirnya penurunan performa di pertengahan musim membuat jarak poin mereka malah didekati Real Madrid.

Selebihnya seperti Valencia, Sevilla, Real Sociedad, Real Betis seperti tidak ada kenaikan performa.

Namun, jika ditanya siapa tim yang harus mendapat perhatian lebih musim ini, coba tengok Getafe.

Pada paruh musim pertama Getafe sukses menahan seri Barcelona

Getafe secara luar biasa mengejutkan banyak pihak, bagaimana tidak, hingga saat ini mereka masih bercokol di peringkat empat klasemen. Getafe bukanlah tim besar, kekuatan finansial mereka juga sangatlah terbatas.

Satu hal lagi yang lebih unik, Getafe belum pernah finis di empat besar pada akhir musim, meski musim belum selesai namun keberhasilan Getafe hingga saat ini membuat saya harus angkat topi.

Dilihat dari sokongan dana, Getafe tidak punya banyak pilihan untuk merekrut pemain. Jangankan pemain kelas satu, pemain kelas dua dan kelas tiga saja susah untuk mereka beli.

Musim 2018/19 ini memang mereka sudah menghabiskan sekita 20 juta Euro untuk mendatangkan pemain. Nama-nama seperti Vitorino Antunes, David Soria, Nemanja Maksimovic menjadi nama-nama yang mungkin tidak familiar di telinga orang-orang.

Coliseum Alfonso Perez

Coliseum Alfonso Perez menjadi stadion kebanggan Getafe

Performa Getafe ini terbilang cukup luar biasa untuk ukuran tim kecil. Walu tidak pernah menang melawan tim-tim besar macam Barcelona dan Madrid, namun mereka mampu memaksimalkan laga lain dengan konsistensi.

Yang lebih luar biasanya adalah duet striker gaek Jorge Molina dan Jaime Mata yang hingga kini sudah mengemas lebih dari 18 gol. Penampilan apik ini secara tidak langsung berimbas kepada klub, Getafe kemudian jadi bahan pembicaraan media.

Kerja keras Getafe membuahkan hasil dengan peringkat empat saat ini

Kepada Footbal Espana, Marketing Director Getafe, Albert Heras mengatakan, “Dengan performa seperti sekarang, kami ingin memperkenalkan lagi klub ke dunia luar. Klub pun kini tengah mengincar tampil di kompetisi Eropa. Klub memang sedang berkembang dengan pesat.” Ia juga menambahkan banyak media media yang kini ingin meliput para pemain serta pelatih.

Ada satu sosok penting yang menjadi awal kebangkitan Azulones (julukan Getafe), dia adalah sang pelatih Jose Bordalas. Namanya memang tidak semahsyur pelatih pelatih lain di La Liga. Ia bukan sosok hebat yang penuh dengan startegi-startegi ajaib. Namun, ada satu hal yang dapat kita pelajari darinya, kerja keras.

Jose Bordalas

Bordalas merupakan manajer yang penuh dengan kerja keras

Bordalas awalnya aktif sebagai pemain sepak bola, kariernya berawal di Hercules (klub papan bawah ketiga Spanyol). Sebagai pemain tidak ada yang spesial darinya, klub klub papan bawah menjadi langganan dirinya kala itu.

Segala kemampuannya ini hanya membawanya berkarir di level ketiga piramida sepakbola Spanyol. Cedera lutut semakin memperparah karir Bordalas, hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk gantung sepatu pada usia yang masih muda, 28 tahun.

Sama halnya ketika ia aktif bermain, Bordalas rela memulainya dari kasta terbawah. Butuh waktu 13 tahun hingga benar-benar membesut tim yang besar, Hercules.

Sebagai putra asli Alicante, menangani Hercules adalah suatu kehormatan besar bagi dirinya. Namun, Bordalas gagal total, Hercules yang kala itu bermain di divisi kedua justru harus menukik tajam di akhir musim.

Jaime Mata yang menjadi pemain terbaik bulan Februari 2019

Kegagalan ini benar benar memukul diri Bordalas, bahkan saking frustasinya ia harus vakum kurang lebih setahun.

Pada 2012 Bordalas mencoba memulai sesuatu yang baru, hijrah dari kota Valencia untuk pertama kali dalam hidupnya. Ia pindah ke daerah Alcorcon, dekat dengan kota Madrid. Disinilah ia mulai menuai hasil.

Proses panjang yang dialaim Bordalas mempertemukan dirinya dengan Deportivo Alaves pada musim 2014/15. Alaves pun sukses dibawa olehnya ke Primera Division.

Namun yang terjadi Bordalas seperti dikhianati, Alaves dengan tega memecat dirinya karena dianggap kurang bisa bersaing di liga papan atas.

Takdir berkata beda, Getafe yang kala itu memecat manajer mereka kemudian menunjuk Bordalas sebagai gantinya. Hasilnya? Getafe yang terjerembab di posisi dua terbawah Segunda Division  mampu ia selamatkan, bahkan ia bawa promosi ke Primera.

Gaku Shibasaki menjadi talenta Asia yang bersinar di Getafe

Gaku Shibasaki menjadi talenta Asia yang bersinar di Getafe

Proses memang tidak mengkhianati hasil, Getafe yang Bordalas tukangi hingga sekarang akhirnya melesat sampai ke La Liga. Bahkan lebih gilanya lagi menduduki posisi keempat, yang membuat mereka mengangkangi Sevilla dan Valencia.

Uniknya adalah Sevilla dan Valencia memiliki anggaran gaji lima kali lipat dibandingkan dengan Getafe. Torehan Getafe ditambah spesial dengan catatan mereka sebagai tim dengan pertahanan ketiga terbaik di La Liga.

Jika ditanyakan, bagaimana sepak bola yang dimainkan Getafe. Kesederhanaan menjadi kunci permainan Getafe.

Dari segi permainan Getafe memainkan sepak bola khas Britania Raya terdahulu. Balutan pakem 4-4-2, Azulones memainkan sepak bola yang rapat, lugas, dan keras.

Sekilas dilihat mirip dengan pakem Diego Simeone, namun perbedaanya adalah Bordalas lebih sering memadukan umpan pendek dan panjang. Lalu pattern umpan panjang menjadi senjata andalannya.

Dengan sepak bola sederhana, Getafe mampu melangkahi Valencia

Di lini depan, Getafe mengandalkan Molina dan Jaime Mata. Ini seperti perpaduan striker klasik.

Molina berperan sebagai sepsialis bola bola udara, sementara Mata adalah jagoan bola permukaan. Perpaduan ini terbilang efektif, rasio gol mereka mencapai rataan 61,8 persen jumlah gol Getafe musim ini.

Di lini tengah kita akan melihat strategi kuartet klasik ala Fabio Capello. Dua gelandang tengah menjadi pemutus serangan, sementara dua gelandang lainnya menjadi penyerang pertama didalam tim. Kedua gelandang serang ini didukung dengan duo bek sayap yang rajin membantu penyerangan.

Rotasi pemain tetap berjalan, tapi masih dengan formasi dasar yang sama dan klasik

Taktik saja memang kadang tidak cukup, namun di sinilah peran Bordalas. Dia mampu memotivasi pemainnya agar tidak pernah takut siapapun lawannya.

Bordalas bukan tipikal pelatih yang menyenangkan, tidak jarang ia juga bisa menumpahkan amarah yang membuat pemainnya ketakutan.

Akan tetapi dari sinilah kekuatan Getafe berasal dan mampu memotivasi mereka untuk bermain lebih baik lagi. Sederhana bukan? Namun, kesederhanaan ini tampak begitu mewah ketika kita melihat hasil yang ditorehkan Getafe saat ini.

 

Sumber: berbagai sumber

Foto: berbagai sumber

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baca Juga

Berita Olahraga

iSports.id – Rayo Vallecano bangkit dari ketinggalan untuk mengalahkan Real Madrid dengan skor 3-2 pada hari Selasa, 8 November 2022. Sang juara gagal merebut...

Berita Olahraga

iSports.id – Atletico Madrid pepet Barcelona di posisi keempat dengan jarak selisih dua gol saja. Kemenangan Atletico dengan skor 4-3 melawan Getafe pada hari...

Sepak Bola

Isports.id – Bеk аѕаl Prancis tеrѕеbut hаruѕ mеnеlаn ріl раhіt, kаrеnа pada muѕіm іnі Barcelona harus memotong gаjі Samuel Umtiti. Hаl tеrѕеbut dikarenakan, Bаrса...

Berita Olahraga

Isports.id – Real Madrid harus menelan kekalahan atas tim tuan rumah Getafe dengan skor tipis 1-0. Pertandingan ini dilaksanakan pada Minggu, 1 Januari 2021...