Connect with us

Hi, what are you looking for?

Sepak Bola

Sejarah Portsmouth: Terkena Sanksi, Dibeli Suporter, Hingga Mengejar Promosi

Suporter Portsmouth
Suporter Portsmouth dukung penuh timnya mengejar promosi

Last updated on 2 September, 2023

iSports.id – 26 februari 2010 menjadi sejarah betapa Premier League begitu keras dan terjal bagi klub mana pun yang tidak siap dalam mengarunginya. Portsmouth mencatatkan sejarah buruk di Premiere League, yaitu menjadi tim pertama Premiere League yang masuk dalam administrasi kala itu.

Dalam konteks sepak bola Inggris, istilah “administrasi” mengacu pada situasi di mana sebuah klub sepak bola menghadapi masalah keuangan serius dan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya.

Porstmouth bisa dianggap sebagai salah satu klub yang sedang membangun kesuksesan pada awal abad ke-21.

Tercatat Portsmouth mampu menjadi juara Piala FA 2008 setelah menang atas Cardiff City di final. Mereka juga lolos ke kancah Liga Eropa UEFA 2008/2009 menghadapi jagoan-jagoan eropa dan bahkan tim sekelas Ac Milan.

Portsmouth saat menjuarai FA Cup 2008

Portsmouth saat menjuarai FA Cup 2008

Selama periode inilah Portsmouth dihuni oleh talenta-talenta berbakat. Nama Glenn Johnson, Jermain Defoe, Peter Crouch, David James, Niko Kranjar, dan Sol Campbell menjadi tulang punggung permainan tim.

Manajer The Pompey saat itu juga tidak main-main. Harry Redknapp bukanlah nama pelatih yang kacangan di Inggris.

Sukses menjadi juara Piala FA seakan melambungkan harapan para penggemar serta klub. Namun sayang, catatan apik ini seolah menjadi pertanda awal krisis di tubuh The Pompey.

Krisis finansial akut ternyata sudah melanda klub. Pada musim tersebut Portsmouth dililit hutang sebesar 70 juta pound (setara Rp 994,4 milliar) dan tidak sanggup melunasinya.

krisis finansial Portsmouth

Pengadilan telah menunjuk administrator Andrew Andranikou untuk menangani manajemen. Dia mengusulkan kepada Premiere League untuk memberikan izin untuk menjual beberapa pemainnya guna mendapat dana sekitar 11 juta pound (setara Rp 156,3 milliar).

Dana tersebut nantinya yang akan menjadi pijakan awal bagi The Pompey untuk menyehatkan keuangan klub.

Efek dari krisis ini Portsmouth pun tidak mampu membayar gaji para pemainnya sehingga banyak yang hengkang.

Sanksi administrasi ini begitu berat dan berimbas kepada posisi mereka di Premiere League. Pemotongan sembilan poin membuat Portsmouth tidak mampu menyelamatkan diri dari zona degradasi.

Namun, dalam krisisnya tersebut ada sepercik keajaiban terjadi. Portsmouth secara mengejutkan mampu menembus menembus final Piala FA 2010. Manajer Avran Grant menjadi kunci kesuksesan ini.

“Apa yang telah terjadi di musim ini, dan banyak pemain cedera, sungguh hebat. Melihat tim mengerahkan segalanya dan pantang menyerah ini adalah sebuah cerita yang mengharukan” ujar Avran Grant.

Pada tahun 2013, Portsmouth telah masuk dalam administrasi keuangan dua kali, membuat mereka terlempar ke liga keempat dalam kasta Liga Inggris, League Two.

Beruntunglah mereka mempunyai suporter yang sangat loyal. Melalui kelompok yang diberi nama Pompey Supporter Trust (PST), perkumpulan yang terdiri dari 2.300 orang ini membeli Portsmouth dan mengeluarkan klub dari badan administrasi.

Secara sukarela mereka mengumpulkan dana untuk membayar utang-utang yang dimiliki oleh Portsmouth. Baik kepada direktur maupun para pemain.

Pelan tapi pasti PST juga merekonstruksi klub kesayangan mereka agar menjadi lebih kompetitif dan mampu bersaing.

Skuat baru Portsmouth musim 2018/2019

Skuat baru Portsmouth musim 2018/2019

Walau sempat tertatih-tatih dan mengalami banyak rintangan, namun akhirnya The Pompey mampu memiliki skuat utuh untuk mengarungi League Two pada musim 2013/2014. Di saat masa perkembangan ini beruntung mereka masih mampu bertahan di League Two.

Cita-cita Portsmouth untuk naik ke League One memberikan hasil pada musim 2016/2017. Brett Pitman dan kolega sanggup keluar sebagai juwara League Two dengan koleksi 87 angka.

Keberhasilan Portsmouth promosi ini diikuti dengan adanya akuisisi oleh mantan Exceutive Disney, Micahel Eisner, via konsorsium Tornante Company pada Mei 2017.

Hal ini sekaligus menjadi akhir era kepemilikan PST yang berat dan penuh kesan.

Masuknya era baru ini membawa asa baru bagi klub, kehadiran Eisner diharapkan mampu membawa Pompey menjadi kesebelasan yang kompetitif baik di dalam maupun luar lapangan.

 

Sumber : berbagai sumber

Foto : berbagai sumber

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baca Juga