iSports.id – Siapa yang tidak kenal legenda sepak bola Argentina yang satu ini, Diego Armando Maradona. Pemain legendaris Argentina yang terkenal dengan gol ‘tangan tuhan’-nya ini seakan menjadi panutan bagi pemain sepak bola di Argentina. Namun yang akan dibahas kali bukanlah Maradona sebagai pemain, melainkan sebagai pelatih.
PERJALANAN KEPELATIHAN
Sejatinya karier kepelatihan Maradona tidaklah secemerlang ketika ia mentas sebagai actor lapangan hijau. Pria Argentina ini belum sama sekali mengecap melatih klub-klub besar apalagi sampai melatih klub di Eropa. Namun hal ini tampaknya tidak dijadikan patokan oleh Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) untuk memilih Diego sebagai pelatih.
Pria kelahiran Buenos Aires ini ditunjuk sebagai pelatih Albiceleste pada 4 November 2008, dalam rangka persiapan Argentina menuju Piala Dunia 2010. Banyak pihak yang menyangsikan kehadirannya di Timnas Argentina untuk menggantikan Alfio Basile. Hal ini tidak lepas dari minimnya pengalaman Maradona dalam melatih. Sebelumnya ia hanya menangani dua klub di pertengahan dekade 90-an, Deportivo Mandiyu dan Racing Club (Club liga Argentina)
Statistik kepelatihan? Tidak moncer-moncer amat. Maradona hanya mampu meraih tiga kemenangan saja dari total 23 laga di kedua klub tersebut. Bukan suatu catatan yang baik untuk dijadikan pelatih seukuran Timnas Argentina. Namun AFA bersikukuh, menurutnya faktor legenda Maradona diharapkan mampu menular kepada squad Tango nantinya.
DEBUT BERSAMA TANGO
Debutnya berawal manis, tim Tango dibawanya meraih kemenangan atas Skotlandia di laga uji coba. Laga yang dihelat di Hampden Park, Glasgow pada 19 November 2008 ini berkesudahan 0-1 untuk kemenangan Argentina. Laga yang bertajuk uji coba tersebut sebenarnya tidaklah bisa disebut debut resmi Maradona. Tantangan sebenarnya di laga kompetitif datang pada tanggal 28 Maret 2009.
Kala itu mantan legenda Napoli ini harus membawa anak asuhnya menghadapi Venezuela dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2010. Di atas kertas tim Tango diunggulkan dari segala aspek, mengingat statistik menyebutkan bahwa dalam 15 pertemuan terakhir mereka selalu menang. Jumlah golnya pun tidak main-main, tim Tango total sudah mencetak 62 gol ke gawang Venezuela dan hanya kemasukan delapan gol.
Hasilnya memang tidak mengecewakan, Argentina begitu mendominasi pada pertandingan itu. Kombinasi Lionel Messi, Carlos tevez dan Maxximiliano Gonzales sukses menghancurkan Venezuela. Maradona sukses besar, Argentina dibawanya menang empat gol tanpa balas. Ada hal yang menarik sebelum pertandingan ini dimulai, Maradona mengatakan sesuatu yang begitu membuat para fans Tango bergairah.
“Saya ingin River Stadium meledak dan para pemain mendapatkan apresiasi” –Diego Maradona
Ucapan itu bak gayung bersambut, para fans membludak. Sambutan begitu meriah yang membuat Venezuela seakan gentar bermain ke kandang Argentina. Seusai pertandingan para pemain di sambut layaknya pahlawan negara. Sayangnya hal ini tidak berlanjut di laga berikutnya, tim Tango harus menyerah ketika dijungkalkan Bolivia dengan skor memalukan 1-6.
Dalam laga sisa Kualifikasi Piala Dunia 2010 sebenarnya Argentina sempat berada di ujung tanduk. Namun akhirnya mereka bisa lolos dengan mengalahkan Peru dan Uruguay di dua laga sisa Kualifikasi Piala Dunia 2010. Ada hal yang menarik perhatian publik kala Maradona melatih Argetina, Maradona yang biasanya tampil seenaknya. Kala itu ia tampil dengan setelan rapi dengan jas, serta memelihara janggut di wajahnya.
Kiprah Argentina sendiri di Piala Dunia 2010 harus terhenti di tangan Jerman di perempat final. Tim Tango dipaksa mengakui digdaaya tim panser dengan skor empat gola tanpas balas.
baca juga : Sejarah berdarah Escobar
Sumber: berbagai sumber
Foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.