iSports.id – Menyusul kisah tuntutan hukum Fortnite yang terjadi pada tahun 2018, gugatan baru-baru ini diajukan oleh Kyle Hanagami, yang mengklaim bahwa Epic Games menggunakan tariannya untuk emote Fortnite tanpa izin.
Meskipun semua gugatan tarian Fortnite 2018 diberhentikan setahun kemudian, kasus ini memiliki fakta berbeda yang dapat membuat gugatan itu lebih kuat.
Tak satu pun dari tarian dalam tuntutan hukum 2018 memiliki pendaftaran hak cipta, tetapi Hanagami memilikinya.
Pada tahun 2017, Hanagami mengeluarkan video YouTube untuk koreografinya untuk “How Long” karya Charlie Puth dan video tersebut menampilkan sejumlah penari yang melakukan koreografi yang sama.
Satu bagian kecil dari tarian itu tampaknya diambil oleh Epic dan dibuat menjadi emote yang disebut “It’s Complicated.”
Baik emote Fortnite maupun koreografi yang diambil lebih panjang, namun satu bagian kecil cocok dan menjadi dasar gugatan yang diajukan Hanagami.
Sebuah video yang dibuat oleh pengacara Hanagami mencocokkan gerakan tarian dan bahkan memiliki gambar garis di atas penari untuk menunjukkan seberapa dekat gerakan tariannya.
Bagian tarian yang digunakan Epic adalah sekitar tiga detik, yang merupakan potongan pendek koreografi yang berlangsung hanya di bawah satu menit.
Dalam hal legalitas, pengadilan telah mengalami kesulitan untuk memenangkan penggugat dalam gugatan seperti ini, karena meskipun dimungkinkan untuk mendapatkan hak cipta serangkaian gerakan tarian yang dirangkai, gerakan tarian individu sulit untuk dilindungi.
Perlindungan Hak Cipta
Dalam undang – undang Hak Cipta tahun 1976 memungkinkan perlindungan dalam pantomim dan karya koreografi.
Ini mendefinisikan karya koreografi sebagai komposisi dan pengaturan serangkaian gerakan dan pola tari, yang disusun menjadi satu kesatuan.
Pantomim didefinisikan sebagai seni meniru, menyajikan, atau memerankan situasi, karakter, atau peristiwa melalui penggunaan gerakan fisik dan gerakan tubuh.
Karena tindakan tersebut tidak melindungi gerakan tarian dan lebih melindungi serangkaian gerakan tarian, itu akan membuat perjuangan melawan Epic sulit bagi Hanagami.
Sementara banyak yang percaya bahwa Undang-Undang Hak Cipta tahun 1976 harus diubah untuk memasukkan gerakan tari sebagai karya berhak cipta, saat ini tidak dilindungi dan semua tuntutan hukum yang diajukan terhadap Epic telah gagal sejauh ini.
Satu-satunya perbedaan antara gugatan Hanagami dan lainnya yang diajukan terhadap Epic untuk pelanggaran hak cipta gerakan tari adalah bahwa karya Hanagami telah terdaftar di kantor hak cipta sejak Februari 2021.
Itu adalah keuntungan bagi klaim Hanagami, tetapi tidak pasti bahwa karya tersebut menjadi hak cipta akan menggantikan fakta bahwa Epic hanya membutuhkan waktu sekitar tiga detik dari gerakan dansa tersebut.
Selain pelanggaran hak cipta, Hanagami juga mengklaim persaingan tidak sehat yang melarang praktik bisnis ilegal.
Epic memiliki waktu 21 hari untuk menanggapi gugatan tersebut, dan dari sana pengadilan akan mengambil tindakan untuk melanjutkan kasus tersebut ke meja hukum.
Sumber: Berbagai Sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.
