Pihak internal pabrikan mesin Renault tidak mau berspekulasi akan menyupai mesin F1 ke tim McLaren. Isu paling utama tim pengguna mesin Renault masih mencari trouble terkait daya tahan mesin.
Paris, isports.id- Nasib Honda di F1 masih terbilang krusial. Pihak McLaren masih menunggu kabar, apakah tim Toro Rosso sudah menentukan pilihan untuk penggunaan mesin selain Renault.
Bos Red Bull, terlibat cukup intesif pembicaraan Toro Rosso dengah Honda, sehingga menjadi akhir keputusan. Jika keputusan Toro Rosso telah resmi, ini akan menginisiasi kepindahan tim McLaren ke Renault.
Jika pertimbangan Toro Rosso tidak jadi pindah untuk penggunaan mesin 2018, derita McLaren akan semakin dalam. Pasalnya McLaren dengan mantan juara F1, Fernando Alonso dalam posisi yang tertekan, karena jarang menyelesaikan race dengan sempurna.
Renault sebagai penyupai mesin F1 yang berbasis di Prancis tersebut, mulai membatasi diri dengan mesin. Rencana 2018, McLaren hanya memberikan komponen dan mesin untuk pelanggan seperti Red Bull, Toro Rosso dan tim pabrikan lain.
Jika Red Bull dan Toro Rosso tetap pada pilihan mesin Renault, maka McLaren harus menghadapi kesetiaan bersama Honda.
Cyril Abiteboul, managing director Renault F1, menanggapi keseriusan terkait isu penambahan mesin.”Isu yang paling signifikan adalah daya tahan mesin, yang harus terselesaikan terlebih dahulu,” tutur Cyril.
“Banyak hal yang harus dituntaskan. Secara keseluruhan harus memperlihatkan kualitas. Namun jika belum berhasil, hal tersebut menjadi alasan tidak mau menambahkan tambahan pelanggan mesin,” jelas Abiteboul.
Isu mesin Renault 2018, akan lebih mengutamakan daya tahan. Cukup dengan tiga mesin untuk tiga tim saja, sudah menjadi beban berat bagi Renault. “Selain daya tahan mesin, tahun depan akan mengedepankan sisi performa mesin, dengan arsitektur dasar yang sama,” tutup Abiteboul.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.