Ducati, melalui Dovisiozo mulai menebar acaman, dengan finish ke pertama di Silverstone. Nilai positif tersebut juga diperagakan oleh Lorenzo dalam dua balapan terakhir, Austria dan Inggris.
Bologna, isports.id – Lorenzo melihat masa depannya di Ducati serasa lebih baik. Pencapaian terbaik bagi Lorenzo setelah gelaran MotoGP Silverstone kemarin, ia hanya terpaut 3 detik dari balapan terdepan.
Lorenzo seperti mendapatkan pemahaman tentang kinerja Ducati di musim balap ini. Meski tidak lebih baik dari peringkat di Austria, namun kinerja mesin Ducati lebih baik. Di Silverstone, Lorenzo mampu menempati peringkat ke-5.
Selama gelaran Silverstone, diawal balapan, Lorenzo mengaku segera menemukan irama balapnya. Ia segera menggeber motornya untuk mendekati kelompok terdepan, mendekati Johan Zarco dan Dani Pedrosa.
Feel balapnya mulai bagus untuk menemukan irama mesin Ducati. Ia belajar menggunakan throttle dengan hati-hati. Meski terlihat kurang agresif, namun ia merasakan manfaat untuk membantu mencuri podium di seri berikutnya.
“Meski dengan starting tidak bagus, saya tidak mampu memperbaiki posisi saya. Jadi saya hanya mempertahankan posisi dari kejaran pebalap di belakang. Meski sebenarnya saya mampu untuk melakukan braking, namun saya lebih hati-hati,” tutur Lorenzo.
Dirinya tidak lagi mempertahankan gaya balapnya saat di Yamaha. Melalui penggunaan throttle yang bijak, rasanya akan lebih menghemat ban.”Gaya bukaan throttle sedikit lebih mirip di Yamaha. Namun di Ducati, harus lebih berbeda,” jelas Lorenzo.
Ketika grip sudah aus, motor Ducatinya terasa lebih agresif. Ketika akselerasi terlalu tinggi, risikonya grip cepat aus.”Dengan pola dasar itu, saya di tiga akhir pekan berturut-turut mampu tampil kompetitif di latihan bebas, kualifikasi dan saat balapan. Paling tidak saya harus mengetahui titik lemah sekarang, untuk perbaikan di masa depan,” teang Lorenzo.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.