Awalnya PSSI membuat regulasi pemain asing di Liga 1 Indonesia setiap klub hanya boleh mendaftarkan 3 pemain asing dengan komposisi 2 pemain asing non AFC dan 1 pemain AFC, tetapi pada (14/03) lalu, Persib Bandung mengontrak Michael Essien yang membuat PSSI merubah aturan pemain asing menjadi 4 pemain dengan komposisi 2 pemain non AFC, 1 pemain AFC, dan 1 marquee player atau pemain yang pernah tampil di Piala Dunia serta pernah merumput di liga top Eropa.
Mantan kapten timnas Indonesia yang kini bermain di Borneo FC, Ponaryo Astaman memberikan pandangan tentang marquee player. Sebenarnya ia tidak terlalu mempermasalahkan eksodus mantan bintang dunia ke Indonesia. Memang ada nilai positifnya, namun ada satu hal yang cukup mengganggu pikirannya, yaitu penambahan kuota pemain asing bagi klub yang bisa mendatangkan pemain dengan status marquee player.
Dalam keterangan pers, pemain Borneo FC, Ponaryo Astaman mengatakan. “Dengan adanya marquee player, otomatis kuota pemain asing bertambah dan lokal berkurang. dan ini bertolak belakang dengan rencana awal.”
“Pandangan pribadi saya agak kurang setuju dengan marquee player. Sebab, bertolak belakang dengan ide awal kita untuk memberi porsi lebih kepada pemain lokal,” tutup Ponaryo.
Kedatangan mantan pemain kelas dunia tersebut di sepakbola nasional memang bukan tanpa tujuan. Mereka dihadirkan dengan catatan mampu memberikan transfer ilmu kepada pemain-pemain lokal, khususnya pemain muda. Tak bisa dimungkiri bahwa pengalaman mereka tampil di kompetisi elite dunia seharusnya bisa menjadi ilmu bagi para pemain lokal.
Beberapa nama seperti Michael Essien (Persib Bandung), Peter Odemwingie (Madura United), Mohamed Sissoko (Mitra Kukar), hingga Didier Zokora (Semen Padang) merupakan alumnus Liga Inggris yang merapat ke Indonesia.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.
