isports.id – Dewi Fortuna berpihak Ke Ferrari, sepertinya balapan Le Mans 2023 kali ini bukan jadi pemilik Toyota lagi. Pasalnya, dominasi Toyota mungkin sudah usai tatkala Ferrari baru turun gunung kembali setelah 58 tahun.
Coba bayangkan saja kemampuan mobil ini masih banyak yang meragukan bahkan sampai beberapa tim sendiri masih tidak percaya. Namun, nama sebuah Dewi fortuna atau keberuntungan sedang berpihak ke Ferrari. Bukan semata ini keberuntungan Ferrari saja, namun Toyota sendiri alami masalah sampai kena sial akibat mobil mereka kena tabrak mobil GTE AM di sesi malam hari.
Namun, seberapa besar keberuntungan ini? Mari kita buat kisahnya secara runut dari balapan selama seminggu ini. Bahkan beberapa kisah menarik akan kami tulis di ajang Le Mans 24hr tersebut. Selain itu, ada juga kisah dua pembalap Indonesia yang berlaga di ajang yang berbeda, Sean Gelale dengan LMP2 milik WRT Team dan Andrew Haryanto dengan Walkenhorst Racing,
Awal Mula Kualifikasi Ferrari sudah bisa Pole
Tidak pungkiri, kemampuan dan strategi Ferrari sendiri di Le Mans 2023 bisa membawa tim balap WEC satu ini bisa menduduki posisi pertama. Bahkan Tidak mengherankan kalau mereka bisa karena pengembangan mobil yang sudah lama mereka lakukan dan itu semua mereka lakukan secara diam-diam.
Memang, bentuk dari Ferrari 99p kali ini lebih rendah daripada GR010 yang terlihat besar secara dimensi. Namun, bukan itu saja, semua itu karena strategi Ferrari dan juga tim balap mereka yang sudah matang sebelum terjun ke kelas Hyperclass ini.
Belum lagi, segmen ini isinya banyak sekali. Mulai dari Porsche Penske turun dengan tiga mobil, Cadillac turun tiga mobil dan dua tim serta Ferrari dua mobil. Sedangkan Glickenhaus yang kita sebut bukan hypercar juga malah turun.
Ini semua apabila turun bakalan makin banyak yang turun di kelas bergengsi. Otomatis, kualifikasi semakin ramai saja dan makin padat traffic di sirkuit itu sendiri.
Kemampuan Adaptasi dan juga Berhasil Keluar dari perangkap
Sebenarnya Ferrari saat awal start pun sudah memulai debut dengan lancar namun memasuki Mulsanne, Toyota menunjukkan reliabilitas dan kekuatannya dengan mobil Nomor 8 dan 7. Kebetulan juga nomor 7 adalah nomor wahid Toyota saat ini.
Pantas saja, mereka saling backup satu sama lainnya. Meskipun belakang mereka ada Cadillac dan Porsche Penske dan Vanwall. Belum lagi Glickenhaus sendiri juga ikut masuk beserta Peugeot yang bisa bilang tuan rumah kali ini.
Ferrari tidak kalah gentar dan coba terus merangsek di setiap lap dan waktu yang berputar. Sampai masuk ke malam hari, Ferrari dan Toyota selalu bertukar peran bahkan Cadillac sempat memimpin meskipun berganti lagi dan Peugeot kembali kuasai jalanan meskipun sebentar.
Namun, dewi fortuna melihat Ferrari punya kebaikan dan juga sudah berjuang sampai saat ini. Untuk itu, ia memberikan sedikit kesulitan kepada Toyota yang saat itu sedang mengejar mobil Ferrari nomor 51. Hasilnya, sudah ketebak, melintir dan akhirnya tragedi 2016 terulang meskipun ini masih tersisa 1 jam lagi. Sayang sekali, semuanya harus buyar sudah rencana dan juga usaha oleh Brandon Hartley dan kawan-kawan.
Kemenangan ini membuktikan Ferrari sudah lama puasa selama 58 tahun dan comeback di ajang 100 tahun Le Mans langsung juara lagi. Tapi sayang, Ferrari cabang F1 selalu bernasib sial bahkan Leclerc sendiri frustasi karena tingkah tanduk anggota mereka.
