iSports.id – Satu lagi petarung asal Indonesia yang siap mengharumkan nama negara di kancah internasional. Pada akhir Februari silam, Linda Darrow menjalani debutnya pada gelaran ONE Fight Night 7. Meskipun meraih hasil yang kurang maksimal karena harus kalah dari Victoria Souza, nama Linda diprediksi akan terus berkibar. Bersama Adrian Mattheis dan Eko Roni Saputra, mereka akan bersama-sama mengharumkan nama Indonesia.
Terlahir di keluarga sederhana di kota Jambi, Sumatra, Linda adalah yang termuda dari tiga bersaudara dan sangat terikat dengan dunia olahraga tarung. Ia memulai latihannya di usia ke-6, berlatih tinju saat usia 9 tahun, wushu sanda saat ia remaja, dan pada usia yang ke-22, ia mulai menggeluti MMA.
Dedikasi seumur hidup untuk mempelajari seni bertarung tangan kosong ini ada dalam darah Linda, karena ia datang dari keluarga seniman bela diri. “(Orang tua saya) selalu berkata bahwa seni bela diri akan membantu saya mempertahankan diri. Dan mereka sering berkata bahwa mempelajari itu mungkin akan memberi saya kesempatan menjadi juara,” ungkap Linda pada ONEFC.com.
Baca juga: Usman Nurmagomedov Berhasil Pertahankan Gelarnya
“Ayah saya adalah judoka. Ia bukan atlet tingkatan Olimpiade, tetapi ia adalah atlet regional dan sangat mencintai seni bela diri. Kedua kakak saya juga praktisi bela diri. Yang kedua masih bertinju dan berprofesi sebagai pelatih.”
Dengan kemampuan yang ia miliki serta darah bela diri yang mengalir dalam tubuhnya, bukan tidak mungkin Linda akan menjadi bintang berikutnya dari Indonesia pada kancah internasional. Terlebih, jumlah petarung wanita asal Indonesia masih sedikit. Linda pun memiliki kesempatan untuk menjadi pionir bagi petarung wanita Indonesia lainnya.
Hidup Keras Linda Sejak Kecil
Sebagai salah satu petarung terbaik MMA di Indonesia, Linda kini tengah merintis karirnya di ONE Championship. Namun, perjalanannya hingga bisa berada di fase ini pun tidak bisa dibilang mudah. Walaupun mendapat dukungan penuh dari orang tua, sejak kecil Linda kerap hidup kurang dari berkecukupan.
“Mendiang ayah saya adalah pensiunan militer dan ibu adalah ibu rumah tangga. Gaji ayah saya tidak terlalu banyak, dan ia harus membesarkan tiga anaknya,” ungkapnya. “Kami bahkan beberapa kali tidak dapat membeli gas untuk memasak dan harus hidup kekurangan. Sempat juga harus mencari umbi-umbian liar yang bisa dimakan. Ketika tinggal di Sumatra, kami juga harus berjalan cukup jauh untuk bersekolah.”
Baca juga: Sage Northcutt Dikelilingi Sosok Yang Tepat
“Saya juga pernah mengalami ingin pergi ke sekolah, tetapi tidak punya uang. Kakak laki-laki saya menjadi tukang ojek agar dapat mengumpulkan uang untuk sekolah.”
Hal itulah yang kemudian menjadi motivasi bagi Linda untuk menjadi juara dunia. Tertempanya mentalnya dari harus bertahan hidup kurang dari cukup, sang petarung bermisi menjadi juara dunia agar anaknya kelak tidak perlu merasakan apa yang ia rasakan sebelumnya.
Sumber: ONEFC.com
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.
