iSports.id – Ada yang menarik dari perhelatan acara UEFA, Kamis (29/8/2019) malam. Acara yang juga dibarengi dengan pembagian grup Liga Champions ini nyatanya juga memberikan penghargaan kepada legenda sepakbola, Eric Cantona. Dalam proses penerimannya ini, Cantona memberi sensai keunikan dalam kemunculannya, yaitu, pidatonya. Pidato ngalor ngidul yang maknanya masih diterka para penggemar sepak bola hingga saat ini.
Baca juga: On This Day: Gol Ajaib Macheda
PIDATO NYENTRIK
Mantan bintang Manchester United asal Prancis, Eric Cantona, menyedot perhatian pada acara pengundian grup Liga Champions 2019-2020, di Grimaldi Forum, Monako, Kamis (29/8/2019) malam WIB. Dia berpidato aneh saat didapuk naik panggung untuk menerima penghargaan, saat Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) akan menyerahkan penghargaan bergengsi untuk Eric Cantona. Mantan pemain Manchester United (MU) tersebut dianggap layak menerima penghargaan UEFA President’s Award 2019.
“Penghargaan ini tak sekadar mengakui kalau dirinya merupakan pemain berkaliber tinggi, namun juga ditujukan untuk memberi penghormatan kepada dirinya,” kata Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. “Demi keyakinannya, Eric merupakan tipe orang tak mau berkompromi. Dia menaruh hati dan jiwanya untuk suatu tujuan yang dia yakini,” sambung Ceferin dalam situs resmi UEFA.
Namun namanya juga Cantona, ada saja yang unik dari dirinya. Keunikan Cantona sebenarnya sudah dapat dilihat jelas dari bagaimana penampilan di panggung malam tadi. Tak seperti kebanyakan undangan yang berbusana rapi dengan jas, mantan pemain Marseille, Leeds United dan Manchester United itu menerimanya dengan gaya santai. Ia naik ke panggung dengan hanya mengenakan kemeja berwarna merah dan topi.
Menariknya lagi, pidato tersebut sangat nyentrik. Hanya sepenggal dia berbicara tentang sepak bola, selebihnya pria berusia 53 tahun itu malah bicara tentang berbagai hal, seperti ilmu pengetahuan, kejahatan, perang, dan lain-lain. Cantona mengawali pidato singkatnya yang nyentrik dengan mengutip King Lear dari William Shakespeare. Kemudian, pidatonya membawa-bawa banyak hal, mulai dari ilmuwan, kriminal, perang, hampir tidak ada kaitannya dengan sepak bola.
Berikut isi pidato singkat Cantona:
“Seperti lalat pada anak laki-laki nakal adalah kita kepada para dewa; Mereka membunuh kita untuk olahraga mereka,”
“Tak lama lagi, ilmu pengetahuan akan dapat memperlambat sel, ilmu pengetahuan akan memperbaiki sel ke sebuah negara dan kita akan menjadi abadi.”
“Hanya kecelakaan, kejahatan, perang, yang akan membunuh kita. Tetapi sayangnya, kejahatan, perang, akan terus berlipat ganda.”
“Aku suka sepak bola. Terima kasih.”
Baca juga: Var dan Head to Head Hadir di Premiere League
BUKAN PERTAMA KALI
Sebenarnya ini bukan kali pertama Cantona menyampaikan pidato yang unik. Dia juga pernah melontarkan kalimat yang nyentrik saat melakoni konferensi pers setelah dijatuhi hukuman dari Football Association (FA) karena insiden tendangan kungfu ke penonton pada 1995. Kalimat yang dilontarkan Cantona itu menjadi salah satu kutipannya yang paling terkenal hingga saat ini.
“Ketika burung camar mengikuti kapal pukat ikan, itu karena mereka berpikir ikan sardin akan dilemparkan ke laut. Terima kasih,” –Eric Cantona
Baca juga: Paradinha dan Keunikan penalti Jorginho
Sumber: berbagai sumber
Foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.