Sebelum berlaga di ABL, CLS Knight Surabaya menunjuk arsitek baru yakni, Koko Heru Setyo Nugroho. Nantinya dia akan dibebani target dari manajemen untuk membawa tim kebanggan masyarakat Surabaya tersebut menjadi klub yang mumpuni di kancah ASEAN.
Surabaya, isports.id – Awalnya keputusan CLS Knights ini sempat dipertanyakan karena sosok Koko yang tak setenar pelatih sebelumnya, Wahyu Widayat Jati.
“Apalagi sebelumnya Koko hanyalah seorang tukang buah dengan penghasilan 20 ribu per bulannya.”
Dia baru terjun ke dunia basket profesional pada 2004. Awal kariernya pun tak berjalan mulus. Banyak rintangan dan cobaan yang harus dihadapi pengagum Gregg Popovich tersebut.
Koko mengaku mengenal dunia basket saat usia enam tahun. Saat itu dia tak sengaja menyaksikan olahraga yang identik dengan istilah dunk tersebut dimainkan sekelompok orang di lingkungan rumahnya. Saat itu juga ia jatuh cinta dan lantas memutuskan berlatih serius di klub basket Tornado Tangerang.
Pada tahun 1998, Koko terpaksa merantau ke Jakarta dari Tangerang karena kondisi perekonomian keluarga. Dia berniat untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. Sang ayah kemudian menitipkannya ke salah satu kerabat di daerah Meruya, Jakarta Barat.
Meski sibuk bekerja, Koko tak lupa dengan karier basketnya. Setahun di Jakarta, dia berhasil bergabung dengan klub Indonesia Muda. Menariknya lagi, dia tetap melanjutkan rutinitasnya sebagai penjual buah saat itu.
Cita-cita pria berusia 37 tahun itu untuk kuliah akhirnya tercapai. Dia mendapatkan beasiswa penuh di salah satu universitas swasta di Jakarta lewat jalur atlet.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi isports.id.